Jika kamu terbesit keinginan untuk buka usaha percetakan, itu tandanya kamu berada di artikel yang tepat. Mas Joe, sapaan owner Soerabaja 45 ini akan menjelaskan pengalamannya memulai usaha percetakannya yang telah menginjak usia ke 20 tahun. Mas Joe juga akan menceritakan kisah awal mula berwirausaha, titik terendah dalam usaha, hingga sukses membuka 6 cabang di 3 kota besar.
Profil Pengusaha
Dalam perjalanan hidup seseorang, seringkali terdapat momen-momen penting yang mengubah segalanya. Salah satunya adalah perjalanan inspiratif dari Julianto Wibowo, seorang pebisnis yang telah merintis usahanya selama dua dekade lebih. Cerita suksesnya ini menjadi bukti nyata bahwa dengan tekad kuat, ketekunan, dan semangat perubahan, seseorang dapat mencapai puncak kesuksesan.
Julianto Wibowo, atau yang akrab dipanggil Joe oleh banyak orang, lahir di Surabaya. Namun, ia telah tinggal di Jember selama lebih dari 20 tahun, sehingga dapat dikatakan bahwa setengah dari usianya telah dihabiskan di kota ini. Perjalanan bisnisnya dimulai pada usia yang sangat muda, yaitu saat dia masih berusia 19 tahun. Saat itu, dia pindah dari Surabaya ke Jember untuk mengejar pendidikan tinggi. Namun, seperti banyak mahasiswa, dia dihadapkan pada tantangan finansial.
Awal Mula Soerabaja45
Menghadapi kesulitan keuangan, Julianto mencari peluang bisnis apa yang bisa menghasilkan uang. Keberuntungan membawanya pada ide untuk membuat souvenir kampus. Karena kebetulan tinggal di Jember dan kuliah di sana, ia menyadari bahwa belum ada produk souvenir kampus di kota tersebut. Dari situlah lahir ide untuk menciptakan produk-produk tersebut dan peluang buka usaha percetakan serta memberinya nama “Surabaya 45.”
Dalam hal ini, Julianto memiliki latar belakang keluarga yang sudah terbiasa dengan bisnis konveksi dan sablon kaos, yang telah dikelola oleh ayahnya. Ini memicu minatnya dalam dunia desain kreatif, dan ia merasa bahwa bisnis adalah langkah yang tepat untuknya. Ia ingin mengambil kendali atas keuangannya sendiri dan tidak lagi bergantung pada orang tua.
Tidak Semua Bisnis Bisa Berjalan Mulus
Namun, perjalanan bisnisnya tidak berjalan mulus sejak awal. Awalnya, bisnis souvenir kampusnya berfokus pada kaos dan produk souvenir kampus, dengan omset bulanan sekitar satu juta rupiah. Ini adalah angka yang cukup besar bagi mahasiswa, dan Julianto dapat membiayai hidupnya sendiri tanpa harus meminta bantuan orang tua. Namun, tantangan sebenarnya baru dimulai.
Pada tahun 2006, Indomaret membuka kantor perwakilan di Jember, dan Julianto melihat ini sebagai peluang untuk menjadi vendor percetakan mereka. Meskipun tidak memiliki mesin percetakan sendiri pada saat itu, ia berhasil mendapatkan persetujuan menjadi vendor Indomaret. Ini adalah langkah besar dalam bisnisnya, meskipun perjalanan tidaklah mudah dalam membuka usaha percetakan.
Julianto harus menghadapi kenyataan bahwa ia tidak memiliki modal yang cukup untuk mesin-mesin percetakan yang mahal. Namun, dia tidak menyerah. Dia mulai menjalankan bisnis “maklon” atau pemesanan cetak di tempat lain, dan ini menjadi langkah awal dalam membangun reputasi bisnisnya.
Titik Terendah Ketika Membuka Usaha Percetakan Adalah Terjerat Hutang Riba
Selama beberapa tahun pertama, bisnis Julianto mengalami pasang surut, bahkan hampir bangkrut pada tahun 2010-2011. Ini adalah momen yang sangat sulit, dan ia harus menjual aset-aset pribadinya, termasuk rumah, mobil, dan sepeda motor, untuk membayar utang-utangnya. Dia dan istrinya tinggal di ruko yang mereka miliki, mencoba bertahan dalam kondisi yang sulit.
Namun, kekuatan Julianto bukanlah pada menyerah. Dia memandang perubahan sebagai bagian dari perjalanan bisnisnya. Ia belajar untuk menghadapinya dan mencari solusi dalam situasi yang sulit. Dalam momen-momen ini, keberanian dan ketenangan hati menjadi kunci kesuksesannya. Meskipun harus menghadapi tekanan dan tagihan yang menumpuk, ia tetap tenang dan mencari solusi untuk mengatasi setiap masalah.
Ternyata jatuhnya usaha karena terjerat riba ini bukan hanya dialami oleh Mas Joe, banyak pengusaha yang juga merasakan ngerinya terjerat hutang riba, salah satunya Mas Febri dan Mbak Icha. Itu tandanya kita semua wajib menghindari hal ini untuk menjaga keberkahan usaha yang kita jalani.
Babak Baru Buka Usaha Percetakan
Julianto dan istrinya memutuskan untuk menghilangkan praktik-praktik yang tidak sesuai dengan prinsip-prinsip mereka, seperti gratifikasi, dan mulai mencari peluang bisnis yang halal dan berkah. Meskipun mungkin tidak sebesar sebelumnya, mereka menemukan banyak peluang yang memberikan kepuasan lebih besar secara moral dan spiritual.
Perjalanan bisnis Julianto adalah contoh nyata bahwa kesuksesan tidak terjadi dalam semalam. Ini adalah perjalanan panjang yang memerlukan ketekunan, semangat perubahan, dan kemampuan untuk menghadapi tantangan. Dia memiliki visi yang kuat dan tekad untuk membangun bisnisnya dengan integritas, yang tidak hanya memberinya kesuksesan finansial, tetapi juga memberikan manfaat kepada banyak orang.
Saat ini, Julianto dan bisnisnya terus berkembang. Mereka memiliki rencana untuk memperluas ke berbagai kota dan mengembangkan lebih banyak cabang. Dia juga aktif dalam mendukung komunitas pengusaha lokal dan berbagi pengalaman serta pengetahuannya dengan mereka.
Kisah Julianto Wibowo mengajarkan kita bahwa perjalanan menuju kesuksesan adalah marathon, bukan sprint. Penting untuk selalu berpikir positif, berani menghadapi perubahan, dan memiliki visi yang kuat. Kesuksesan adalah hasil dari kerja keras, ketekunan, dan semangat perubahan.
Kamu juga bisa cek video inspirasinya secara lengkap disini.
1 thought on “Buka Usaha Percetakan? Simak Dulu Kisah Inspiratifnya Disini”
Pingback: Dapat Penghasilan Dollar dari Digital Marketing - Lebih Berkah