Jember, sebuah kota yang terletak di ujung timur Provinsi Jawa Timur, Indonesia, mungkin tidak terkenal sebagai pusat bisnis besar. Namun, cerita sukses dari seorang pengusaha di Jember membuktikan bahwa potensi bisnis bisa muncul dari tempat yang tidak terduga. Mari kita simak perjalanan sukses usaha donat jember dari Arif Wicaksono owner bee donuts, di Jember ini, yang dimulai dari krisis keuangan hingga menghadapi pandemi COVID-19.
Awal Perjalanan Usaha Donat di Jember : Dari Kantoran ke Dunia Bisnis
Cerita dimulai dengan seorang pria yang pada awalnya bekerja di sebuah bank sebagai pegawai outsourcing. Ia bekerja di Bank Mandiri, salah satu bank terkemuka di Indonesia, dalam divisi mikro kredit. Pada masa itu, ia merasa ingin bekerja di dunia perbankan, seperti yang diinginkan oleh banyak orang tua. Namun, nasib membawanya ke arah yang berbeda.
Ketika bekerja di Bank Mandiri, ia mulai menawarkan kredit usaha kepada berbagai pelaku usaha di pasar-pasar tradisional dan grosiran di daerahnya, termasuk tempat grosir sepatu DTC. Tidak lama kemudian, ia menjalin hubungan bisnis dengan seorang tengkulak sepatu besar yang memiliki beberapa toko. Ia menawarkan kredit usaha hingga 100 juta rupiah kepada tengkulak tersebut pada tahun 2008.
Pada masa itu, internet masih belum begitu populer di Indonesia, dan yang ada hanyalah forum Kaskus. Namun, pengalaman sebelumnya sebagai seorang mahasiswa jurusan Informatika memberinya ide untuk menciptakan sebuah situs web yang menyerupai marketplace, tempat ia bisa mempromosikan dan menjual produk sepatu secara online.
Dalam waktu kurang dari tiga bulan, situs webnya berhasil menduduki peringkat pertama di hasil pencarian Google untuk berbagai kata kunci terkait sepatu, seperti “sepatu futsal” dan “sepatu tenis.” Keberhasilan ini membuka peluang besar baginya, dan ia mulai mengirimkan produk sepatu ke pelanggan di seluruh Indonesia.
Sukses Awal: Membangun Bisnis Sepatu Online
Pada saat itu, usaha sepatu online miliknya berkembang pesat. Setiap hari, ia mengirimkan sekitar 10 paket sepatu, dengan keuntungan bersih per paket sekitar 50 hingga 100 ribu rupiah. Ia bahkan hanya berlibur pada hari Minggu, sehingga ia bekerja selama 26 hari kerja dalam sebulan. Dengan omset harian mencapai 1 juta rupiah atau lebih, ia merasa bahwa bisnis ini adalah jalan keluar dari rutinitas kerjanya di Bank Mandiri.
Namun, meskipun ia mendapat gaji dari bank dan bisnis sepatunya berjalan dengan baik, ia merasa bahwa keuntungan yang diperoleh dari bisnis sepatu online tidak pernah cukup. Ia bahkan memiliki tiga kartu kredit platinum, tetapi tidak bisa menahan keuntungannya. Uang yang diperoleh dari bisnis online sepatu tersebut seolah-olah “hilang” dalam laporan keuangan, dan ia sering kali menggunakan kartu kreditnya untuk keperluan pribadi.
Perubahan dan Keputusan Penting
Tahun 2010 adalah tahun penting dalam hidupnya. Ia menikah dengan istrinya, yang pada saat itu bekerja sebagai customer service di Telkom, Gresik. Namun, pernikahan mereka diwarnai dengan tantangan. Istri belum boleh hamil selama dua tahun karena kontrak kerjanya di Telkom yang melarang kehamilan. Mereka menghadapi dilema, karena mereka ingin segera memiliki anak.
Pada tahun 2012, setelah hampir dua tahun bekerja di Bank Mandiri, ia dan istrinya akhirnya memutuskan untuk keluar dari pekerjaan mereka masing-masing dan pindah ke Jember. Keputusan ini dipicu oleh dorongan dari mertua mereka yang menyebut bahwa keluar dari bank adalah langkah yang baik untuk memulai usaha sendiri.
Namun, ketika mereka tiba di Jember, mereka menghadapi tantangan baru. Awalnya, bisnis sepatu mereka berbasis online, yang berarti mereka tidak perlu menyimpan stok fisik. Namun, ketika mereka pindah ke Jember, mereka tidak memiliki stok sepatu sama sekali. Mereka hanya memiliki uang 15 juta rupiah yang mereka bawa dari Surabaya dan sejumlah barang pribadi.
Terjun ke Usaha Donat Jember
Di Jember, mereka mencoba berbagai jenis usaha, seperti membuka toko sepatu. Namun, semua usaha itu tidak berjalan dengan baik, dan mereka bahkan mengalami kerugian.
Pada saat yang sama, istrinya sedang hamil, dan kebutuhan finansial semakin mendesak. Di tengah krisis keuangan mereka, suatu hari mereka memutuskan untuk mencoba usaha donat di Jember. Istri mereka sudah memiliki pengalaman dalam membuat donat, dan mereka memutuskan untuk menjualnya dengan cara pre order.
Bisnis donat mereka tumbuh dengan cepat. Mereka menjual donat dengan harga yang terjangkau, berkualitas baik, dan dengan berbagai varian rasa. Selain itu, mereka memberikan pelayanan yang baik kepada pelanggan mereka. Kombinasi ini membuat bisnis donat mereka berkembang pesat.
Perluasan Bisnis
Setelah sukses dengan usaha donat pre order, mereka mulai mempertimbangkan ekspansi. Mereka mengambil keputusan penting untuk membuka gerai donat pertama mereka di kota Jember. Gerai tersebut diberi nama “Bee Donuts” sesuai dengan nama panggilan suami istri tersebut yang pertama kali dibuka pada tahun 2015 di Jember. Gerai ini dilengkapi dengan interior yang sederhana, namun bersih dan rapi. Mereka menyediakan berbagai macam varian donat, mulai dari rasa cokelat, keju, stroberi, hingga varian unik seperti donat dengan karakter secara custom.
Kesuksesan Berlanjut
Tak lama setelah pembukaan gerai pertama, Bee Donuts menjadi populer di kalangan warga Jember. Kelezatan donat mereka, harga yang terjangkau, dan pelayanan yang ramah membuat pelanggan datang berulang kali. Selain itu, mereka juga mulai menerima pesanan khusus untuk acara-acara seperti ulang tahun dan pernikahan.
Mereka juga berinovasi dengan menghadirkan produk-produk baru seperti doku doku dan minuman es krim. Bisnis ini terus tumbuh, dan mereka membuka gerai-gerai tambahan di beberapa lokasi di Jember.
Menghadapi Pandemi COVID-19
Namun, seperti banyak usaha lainnya di seluruh dunia, Donat juga terkena dampak pandemi COVID-19 yang dimulai pada tahun 2020. Pembatasan perjalanan dan penutupan bisnis fisik membuat penjualan donat di gerai-gerai mereka menurun drastis.
Namun, pengusaha ini tidak menyerah begitu saja. Mereka melihat peluang di tengah krisis. Salah satu langkah yang mereka ambil adalah meningkatkan layanan pesan antar dan bekerja sama dengan platform pemesanan makanan daring seperti GoFood untuk menghadirkan donat mereka kepada pelanggan yang tetap ingin menikmatinya di rumah.
Kesimpulan
Kisah sukses Bee Donuts Donat Karakter dari Jember, Indonesia, adalah contoh nyata bagaimana ketekunan, inovasi, dan semangat berwirausaha bisa membantu seseorang meraih sukses bahkan di tengah krisis keuangan dan pandemi. Dengan fokus pada kualitas produk, pelayanan pelanggan, dan adaptasi terhadap perubahan pasar, mereka berhasil membangun bisnis donat yang populer dan sukses di wilayah mereka.
Kisah ini juga mengingatkan kita bahwa bisnis yang sukses tidak selalu berasal dari kota besar atau pusat bisnis terkenal. Bahkan di tempat-tempat yang lebih kecil dan terpencil, ada peluang besar untuk meraih sukses dengan usaha yang tepat dan tekad yang kuat.
2 thoughts on “Usaha Donat di Jember, dari Krisis Keuangan hingga Pandemi”
Pingback: Tips Liburan Keluarga Agar Lebih Berkah - Lebih Berkah
Pingback: Resign dari Perusahaan Terkemuka Demi Dekat dengan Keluarga - Lebih Berkah